Selamat Datang Di Website KUA Kecamatan Kebayoran Baru Kota Jakarta Selatan
Nikah di KUA GRATIS, di luar KUA membayar Rp 600.000,-, disetorkan langsung ke Bank Menggunakan Kode Billing PNBP NR, Zona Integritas KUA, tolak Gratifikasi, Korupsi dan Pungli, Laporkan jika terbukti !

Kamis, 19 Oktober 2017

Kunjungan Menteri Agama RI Ke KUA Kebayoran Baru



Menag: Selesaikan Masalah Keluarga Di Atas Sajadah

Tak ada orang hidup yang tak punya masalah. Tak ada keluarga yang terbebas dari masalah. Maka mintalah pertolongan Tuhan untuk dapat membantu menyelesaikannya.
Demikian pesan yang disampaikan Menag  Lukman Hakim Saifuddin di hadapan tiga puluh pasang calon pengantin yang mengikuti Bimbingan Perkawinan (Bimwin) di Kantor Urusan Agama Kecamatan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

“Selesaikan masalah keluarga di atas sajadah,” pesan Lukman di Jakarta, Senin (16/10).
Menurut Lukman, bagi masyarakat perkotaan, saat ini memang bukan hal  mudah untuk melakukan shalat berjamaah dengan keluarga. Namun, hal itu perlu dibangun sejak awal.
“Usahakan, di antara shalat lima waktu, ada satu kali kita shalat berjamaah dengan pasangan kita,” ujar ayah dari 3 orang anak ini.

Kebiasaan shalat berjamaah patut dibangun untuk membangun komunikasi dan kebersamaan dalam keluarga. Menurut Lukman, pesan ini beliau dapat dari orang tuanya ketika akan melangkah pada jenjang pernikahan, dan telah diterapkannya.

“Saya turunkan ini, dan itu sangat efektif. Selain kita bisa berkomunikasi dengan pasangan kita, setidak-tidaknya kita bisa memohon kepada Tuhan.  Kenapa kita memohon kepada Tuhan?  Bahwa pasangan kita, itu tidak hanya kita yang memilih, tapi Tuhan yang memilihkan buat kita,” ujar Menag, yang kehadirannya menjadi kejutan bagi peserta Bimwin kali ini.

Pada kesempatan tersebut, Menag juga mengajak pasangan muda ini untuk mempersiapkan diri mencintai pasangan seutuhnya setelah akad nikah dilaksanakan. Baginya penting untuk tiap pasangan memahami arti mencintai.

“Esensi dari mencintai, itu memberi. Jadi, kita harus lebih banyak memberi daripada menuntut, daripada meminta,” lanjut Menag.

Menag berharap, melalui kegiatan Bimwin yang diikuti, para pasangan dapat membentuk rumah tangga yang kuat. Dari rumah tangga yang kuat, sakinah, mawadah, warahmah,  diharapkan akan lahir  generasi yang kuat.

Kegiatan Bimbingan Perkawinan merupakan program nasional yang ditujukan bagi calon pengantin. Pada pelaksanaanya, bimbingan perkawinan ini diselenggarakan dengan durasi 16 jam pelajaran, atau setara 2 hari.  Foto kegiatan bimbingan perkawinan tersebut dapat dilihat

Dengan menggunakan pendekatan metode Pendidikan Orang Dewasa (POD), para catin  dibimbing oleh para fasilitator yang berasal dari Kementerian Agama, Kementerian terkait lainnya, serta lembaga lain yang  telah memenuhi persyaratan.Foto kegiatan bimbingan perkawinan tersebut dapat dilihat disini

“Saya senang acara semacam ini. Semoga program ini bisa terus berjalan, sehingga kita sebagai generasi, dan sebagai bangsa pada akhirnya memiliki kekuatan dan ketahanan yang maksimal, yang optimal,” tutup Menag.

Bimbingan Perkawinan ini menekankan kepada 2 prioritas utama, yaitu (1) penguatan cara pandang calon pengantin terhadap perkawinan dan keluarga, dan (2) pelatihan keterampilan tertentu untuk mengelola perkawinan dan keluarga. Dengan demikian, diharapkan keluarga yang akan dimiliki menjadi keluarga yang tangguh dan tidak mudah runtuh.

Adapun topik utama bimbingan ini terdiri dari 6 materi pokok, yaitu (1) merencanakan perkawinan menuju keluarga sakinah, (2) mengelola dinamika perkawinan dan keluarga, (3) memenuhi kebutuhan keluarga, (4) menjaga kesehatan reproduksi keluarga, (5) menyiapkan generasi yang berkualitas, dan (6) mengelola konflik dan membangun ketahanan keluarga. Enam materi pokok ini dilengkapi dengan dua materi penunjang yaitu perkenalan, harapan-kekhawatiran, kontrak belajar, di awal proses dan refleksi dan evaluasi di akhir proses. 





0 komentar:

Posting Komentar